Bagaimana Saya Mengembangkan Remote Worker Indonesia — Part 14: Apa Yang Akan Terjadi Jika RWID Berhasil Memenuhi Target Jumlah Gramasi Emas Modal Awal?
Kemungkinannya tak terbatas. Serius. Mungkin kamu akan lebih bisa melihatnya, lebih dari yang sudah bisa saya lihat. Apalagi jika posisimu di Lembaga Manajemen Asset Negara misalnya. Kamu akan bisa melihat ini dari sudut pandang legal standing pemerintahannya: dalam konteks penguasannya terhadap emas milik negara.
Kenapa Kamu Wajib Menjauhi Orde Baru dan Kroni-Kroninya
Negara paling kemaruk sedunia itu Amerika. Dari jaman jauh sebelum Islam turun di jazirah Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, emas itu sudah digunakan sebagai basis nilai tukar uang, mulai dari sekitar 700 BC.
Manusia awalnya memulai segala proses transaksi ekonomi dengan barter kan? Tapi ya kali kamu mau beli kebo tapi ditukarnya pakai padi. Butuh berapa kali bolak-balik bawa padi?
Amerika paham ini, karena itu lewat CIA dia bekerjasama dengan Pak Harto untuk mendongkel Bung Karno dari posisinya sebagai Presiden Sejatinya Bangsa Indonesia (1), (2), (3), yang sebagai gantinya Orde Ba*u itu akan memberikan ijin bagi Freeport untuk mengeruk kekayaan emas warga Irian Barat.
“Sebentar Mas Eko, apa ga takut disomasi Cendana karena musuhin Order Baru? Gimanapun juga itu Presiden kedua kita yang tepat ini saat ini berulang tahun yang ke 101”
“Lah, pertama Orde Ba*u itu sudah tumbang. Juga saya sudah pertimbangkan kok semua kata-kata saya. Lha kalau ga mau dikatakan seperti itu, ya coba, tunjukkan bukti sejarah kalau Bung Karno ga didepak Orde Ba*u itu semata-mata karena kerasnya penentangannya terhadap Amerika dan sekutu-kutunya? Atau bahwa Bung Karno ga dibiarkan mati sendirian tanpa ada tim dokter yang menangani atau keluarga yang mendampingi?! Hih!”
“Hihi. Saya ga ikut-ikut deh yaa”
“Bangsa ini harus paham sejarah Bung Karno yang ditutup-tutupi ORBA”
“86 ndan!”

Butuh perjuangan berat bagi Pakde Jokowi untuk memaksa Freeport untuk takluk dan memiliki saham mayoritasnya. Ini sesungguhnya belum sempurna: karena sejatinya mereka wajibb ditendang sejauh-jauhnya!

Ingat Ghadafi? Alasan utama Amerikancut itu mendongkel Ghadafi adalah semata-mata karena dia berusaha menggunakan emas sebagai basis moneternya. Kalian harus benar-benar paham perkara ini.
Okay, back to RWID…
Setelah saya pertimbangkan dengan seksama, saya akan memberikan Founder Appreciation senilai 100% dari total gold yang terkumpul. Tidak lebih, tidak kurang. Kalian sendiri akan mendapatkan kembali modal awalmu berupa emas dengan jumlah yang sama saat dimasukkan dengan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sampai pengembalian modal awal terpenuhi.
Jadi di akhir selesainya perjuanganmu bersama-sama PT. PEKERJA DARING INDONESIA PERJUANGAN (PT. PDIP), jika kamu di awal memasukkan Rp 10juta (dengan 1gram dinilai = Rp 1juta), maka di akhir perjalanan kamu akan mendapatkan emas dengan berat 10gram, dimana saya sendiri juga akan mendapatkan 10gram. Sederhana kan? Atau ga? Silahkan diskusikan di komen: nanti saya jelaskan sebaik-baiknya.
“Kenapa harus 100% mas Eko? Misal.. 75%?”
“Ruwet ngitung bilangan gramnya. Misal kamu masukkan 1gram, maka di akhir periode kamu akan mendapatkan tepat 1 gram emas, sedangkan saya akan mendapatkan 0.75gram kan? Hadeuh, pricilan-pricilan 0.75 gram berarti didapat dari 0.5 gram + (0.1 gram x 2) + 0.05 gram. Wedew, mumet”
“Kalau misal 200%? Gimana? Jadi dengan konsep Proportionally Distributed Wealth, kalau sebelumnya dengan Founder Appreciation 100%, emas 1KG di ujung akan berubah menjadi 1KG (modal emas awal) + 1KG (founder appreciation) = 2KG, maka kalau kami berikan 200%, kan jadi lebih gede tuh? Jadi .. 1KG (modal emas awal) + 2KG (founder appreciation) = 3KG. Kan menarik kalau gitu.”
“Iya lebih gede, tapi kan waktunya jadi lebih lama. 100% sudah cukup dan adil. Jadi, jangan berlebihan”
“Tapi misal kita mau lanjut terus, gimana Mas Eko?”
“Boleh, tapi setelah modal awal emasmu kembali, kamu wajib mengambil emas ini. Apresiasi lebihnya, boleh nanti di akhir. Dan, kamu wajib melihat serta memegang emas ini. Ga boleh sekedar lihat dari Safe Deposit Box RWID”
“Siip. Eh nanti gimana cara bagiin emasnya?”
“Gampang. Emas itu nilainya sama aja dimana-mana. Kamu tinggal beli emas di kotamu, dan nanti kami akan transfer biaya-nya. Secara fisik, emas sudah ditanganmu. Namun RWID juga punya emas miliknya sendiri”
“Amiin. Insya Allah lancar. Gusti paringono kemudahan..”
Ringan kan? Nah, sekarang coba kita pikirkan skenario dimana semua modal emas+appraisalnya sudah kembali ke pemodal dan RWID memiliki tumpukan emas senilai 100% modal awal + 100% apresiasi founder. Kita anggap nilai modal awal adalah 1KG, sehingga total emas yang ada di Gold Vault RWID adalah 2KG = setara IDR 2 Milyard.

Apa Yang Bisa RWID Lakukan Dengan Tumpukan 2KG Emas?
Skenario 1: Emas Sebagai Backup Syirkah
Pertama-tama, bayangkan kondisi dimana kepercayaanmu, ya kamu, sebagai pemodal semakin sempurna dengan sudah adanya batangan Emas Antam di tanganmu. Maka kemudian kamu berpikir, “Kayaknya aku lanjutin aja deh ini support pengembangan RWID lewat metode Gold-Backed Syirkah/GBS”. Maka kemudian kamu japri saya di WA:
“Pak Eko, saya lanjut lagi dong round selanjutnya. Sudah buka?”
“Hm, Mas Ranu, sejatinya RWID sudah self sustained lho ini. Sudah ada tumpukan 2KG Emas di Vault. Sejatinya sudah ga butuh lagi”
“Iya sih, tapi Pak Eko sudah memberi manfaat banget ini. Saya jadi ingin terus support. Mungkin emas 2KG sudah ada di vault, tapi kan itu tetep butuh di puter untuk menggerakan RWID? Nah gini aja gmn: gunakan emas itu sebagai backup / mitigasi resiko GBS, terhadap dana yang akan kami titipkan ke Pak Eko. Jadi karena RWID sudah punya 2KG emas, let say Pak Eko membuka pendanaan 1KG emas. Maka kami akan memasukkan emas sejumlah itu dalam bentuk uang, dan Pak Eko bisa bebas menggunakan uangnya untuk pengembangan RWID. Nah, kami juga lebih tenang karena RWID sudah punya backup emas tepat sama sejumlah uang kami. Ya kan? Tentunya aturan sebelumnya tentang ga boleh keluar selama round syirkah berjalan tetap sama”
“Great! Ide bagus. Siap”
“Nuwun Pak Eko”
“Sami-sami nggih”
Seru kan?
Skenario 2: Emas Sebagai Backup Gadai
Saya sering ngamati Istri saya menggunakan emas-nya yang dipegadaian jika butuh dana cepat. Jika sudah ada dana, sederhana aja emas dibeli kembali. Jika belum, bayar margin bagi hasil/admin/apalah namanya. Jika lewat batas waktu, emas menjadi milik pegadaian. Sebenarnya ini mirip bunga, tapi ya mau gimana lagi? Kalau ga dibuat gitu, kan kalian jadi bisa siasati,
Beli emas 10gram, gadaikan ke pegadaian, dapat 10juta, diemin. Santai aja kapan-kapan diambilnya. Wong ga ada batasan? 3 tahun kemudian harga emas turun, baru kalian tebus. He he he. Ga boleh itu. Sistemnya memang belum sempurna.
Tapi sekarang akan saya sempurnakan: dengan menggunakan Syirkah. Caranya gini:
- Dengan kondisi RWID sudah memiliki backup emas seberat 2KG(=2 Milyard) maka misal yang 1KG(=1 Milyard) dipergunakan untuk backup funding round selanjutnya, maka jika kamu mengikuti pendanaan kembali RWID let say dengan bilangan 10gram = 10juta, maka JIKA RWID memiliki cadangan kas yang cukup (let saya kami alokasikan 10% dari 1Milyard= Rp 100jt), maka kamu berhak mengajukan gadai terhadap kepemilikanmu di RWID dengan total cash yang bisa kamu dapatkan adalah 100juta x 50% dari prosentase kepemilikanmu (tidak boleh semuanya). Dengan 10gram yg kamu masukkan, maka itu berarti kamu memiliki 10% kepemilikan yang 5%-nya boleh kamu gadaikan, maka itu berarti kamu berhak mengajukan gadai sebesar 100jt x 5% = 5juta. Detail ini tentunya open to discuss dengan musyawarah. Ini sekedar gambaran secara tepat, apa yang bisa sama-sama kita kembangkan untuk manfaat bersama.
- Dengan mengambil 5juta ini: aman. Kamu hanya memindahkan bagi hasil kepemilikanmu yang sebesar 5jt/10jt = 50%, ke RWID. Jadi kalau tanpa gadai kamu mendapatkan bagi hasil 10% dari semisal profit share 10jt = 1juta, maka setelah kamu gadaikan 50%-nya, bagi hasilmu menjadi 500rb. Sisanya, menjadi milik RWID. Clear?
- Kamu tidak perlu khawatir akan emasmu hilang/kami sita. Kan kami sudah mendapatkan bagi hasil dari kepemilikan emasmu? Tentunya kamu harus paham bahwa semakin lama kepemilikanmu kamu gadai, maka semakin banyak profit sharemu yang menjadi milik RWID.
- Nah, jika round selesai, maka tentunya itu batasmu. Emas menjadi milik RWID. “Atau mau ditebus? Ya bisa aja. Tinggal tebus senilai Rp 5jt tadi, dan emas itu kembali milikmu”. Clear yaks?
Tentunya kompleksitas ini harus dipikirkan masak-masak, agar jangan sampai ada pihak yang merasa dizalimi atau hal ini diluar dari ketentuan keadilan yang ada secara Islam.
Skenario 2: Emas Sebagai Backup Ide Syirkah Yang Baru

Kemarin saat saya silaturahim ke Mas Aryo Pamungkas, punggawa Slab Studio Design, mas Aryo tanyakan, kurang lebih,
“Mas Eko, kalau misalnya ada orang yang datang dengan ide syirkah gimana kita bisa percaya?”
“Hm, setidak-tidaknya dari cirlce internal dulu mas. Misal anak buah njenengan di Slab ada ide dan tentunya njenengan bisa menilai kan? Saya juga begitu. Ide dari member RWID yang sudah saya pahami baik-baik potensinya, akan bisa saya terima”
“Oh ya itu bisa”
Tapi ada lagi, karena RWID sudah punya stack of gold as backup, maka saya bisa jaminkan ke para pemodal bahwa — misal Mas Feri akan ajukan ide studio Scrapingnya — ,

Don’t worry guys. I got Feri back here. He may propose the sum of let say Rp. 100.000.000, for his new idea about a new Syirkah. This amount of money will be use for him to make sure his operational can be backed up for a year. And you will also relieved from the insecurity that your money can go kaput. Rp 100.000.000 is just around 100gram in gold. And RWID have 2KG of it.
See?
Memperluas Ide ini Ke Aspek Bernegara di Republik Indonesia
Yang kamu baca di atas, adalah kurang lebih semangat Baitul Mall di jaman Rasulullah. Yaitu semangat membantu masyarakat, tanpa keinginan mendapatkan tambahan pengembalian.
Saya punya niat (semoga Allah luruskan dan jaga niatnya), jika RWID sudah mencapai status landing (selesai mengembalikan modal emas), maka akan ada porsi Emas yang akan saya lock dan digunakan sebagai backup syirkah yang bisa dipergunakan untuk member internal RWID. Member ini tidak perlu memberikan / membayar segram-pun emas tambahan ke RWID. Member tersebut kewajibannya hanya melaporkan kinerjanya ke pemodal dan bagi hasil tiap bulan. RWID tidak menerima donasi untuk gold vaultnya ini. Jika gold vaultnya berkembang, maka perkembangannya hanyalah dari syirkah-syirkah baru yang dikembangkan oleh saya sebagai founder RWID. Clear? :)
Itu adalah Baitul Mall Remote Worker Indonesia, yang bisa dipergunakan oleh member RWID tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaannya. Untuk jenis kelamin.. wajib jelas. Cowok/cewek. Ga ada gender antara. Ga kami terima 😀
Di jaman awal-awal Islam, Baitul Mall sangat sederhana. Saat itu, siapapun anggota masyarakat Islam yang membutuhkan bantuan keuangan, maka seketika akan diambilkan oleh khalifah yang berkuasa untuk dipergunakan tanpa ba bi bu. Ga ada bunga / interest / riba yang jelas harram hukumnya. Masyarakat butuh 10jt untuk nembel tembok rumahnya, yawdah, ambil yang ada di Baitul Mall negara. Butuh untuk nikah? Yawdah, sana ambil. Butuh uang pendidikan? Ga perlu. Negara udah ngebayarin semua fasilitas sekolah dan guru-gurunya.
Yang mirip-mirip seperti ini terwujud sesungguhnya di negara sosialis seperti Swiss atau negara mana aja yang pajaknya tinggi dan pengelolaan pajaknya bagus, transparan, sehingga dipajakin 40% pun mereka tenang: lha gmn ga tenang?Wong pendidikan gratis, homeless digaji dan lain sebagainya.
Hanya saja, di Islam pajak itu hakikatnya ga boleh lho ya. Hanya boleh ke yang bukan Islam, namun berdiam di negara Islam. Gimanapun juga ngutip dari masyarakat itu ga asyik. Kalau negara mau dapat pemasukan tambahan: ya syirkah dong ah! Kalau sistem GBS ini sudah bisa dipahami dengan baik dan benar, maka negara tinggal buka sesi pendanaan dan lakukan persis sama seperti yang sudah saya paparkan di atas. Tentunya, untuk ini akan ada verifikasi dan audit penggunaan dana. Ya tentu ga boleh ajukan pendanaan emas untuk transplantasi rambut di Kemang misalnya.
Standup harian/mingguan untuk para inventor-inventor baru ini bisa dilakukan secara remote ke lembaga baru yang berada di bawah — kemungkinan — Lembaga Manajemen Asset Negara. Sehingga para PNS-PNS di LMAN akan bisa menikmati kerja remote yang pertama di Indonesia. Seru kan ini untukmu?
Arab Saudi sebagai salah satu negara Islam yang menghindari Pajak, mungkin bisa dilihat sebagai semangat awal-awal mendirikan negara Islam. Saya belum menelusuri lebih jauh/membandingkan kesejahteraan rakyat Arab Saudi dibandingkan dengan negara dengan pajak tinggi dan banyak fasilitas umum yang gratis. Nah, jika teman-teman ada yang mau menambahkan.. silahkan
Kuncinya Adalah Pemahaman Terhadap Sistem
Sebelum kalian rada heran, “Kok Pak Eko bisa mikir rumit gini sih?”. Maka jawabannya satu aja:
“Meski ayahku seorang pelaut,
aku seorang programmer” 😎
Dan programmer itu terbiasa mikirin kompleksitas sistem, faktor-faktor penyusun sistem tersebut dan intrik-intriknya di dalam sistem. Saya punya buku favoriiiit bangeeet jaman masih perjaka dulu (jaman masih kuliah maksudnya), judulnya, .. eh kok lupa, kurang lebih, “Developing Simulation in Computer System”. Ada satu quote disana yang saya jadikan panduan dalam berprogrammer sehari-hari. Quotenya,
“One must fully understand the system and all of its intricacies in order to build a computer program”
Dimana sistem adalah (saya lupa ini definisi dari mana, hanya saja ini yang saya pegang),
Gabungan antara berbagai elemen untuk mencapai satu tujuan yang sama
Dan segala sesuatu di dunia ini sistem. Sistem terbesar tentunya penciptaan dunia dan segala isinya dimana manusia mengemban amanah menjadi Khalifatullah (pengganti Allah) di muka bumi: memakmurkan dan meningkatkan kualitasnya (Cek part 10 untuk kilas balik hal tersebut).
Nah, sistem terbesar ini .. berantakan kan? Peperangan, pembunuhan, kemiskinan, kemerosotan moral, LGBTQUHDTVX+ yang merajalela, korupsi, kolusi, nepotisme, dictatorship daaaan seterusnyaaaaaa.
“Solusinya gimana Pak Eko?”
“Sebagai seorang muslim, tentu saya berprinsip: kalau dunia mulai kacau, pasti ada penerapan cara berkehidupan kita yang salah, yang melanggar hukum alam/sunatulloh. Ada suatu prinsip penting yang kita abaikan: entah karena kita ga paham, atau karena kita memang sontoloyo”
“Dan Pak Eko bisa menemukan apa yang salah itu?”
“Kalau iyapun, itu bukan dari saya. Dari Yang Di Maha Tinggi. Saya sendiri sekedar berusaha menemukan solusi untuk permasalahan bubble valuashit dan PHK startup yang besar-besaran ini, lewat sistem syirkah yang dibackup oleh Emas”
“.. itu pengaruhnya bisa sampai meluas?”
“Dalam hitung-hitungan saya, bisa. Namun, sekali lagi wallahu a’lam. Kita lihat saja”
“Amiiin”
Payung Hukum Gold-Backed Syirkah dan Mitigasi Resiko
Pertama-tama, masalah legal/hukum. Yang saya lakukan ini — mempromote GBS — kalo ada yang ga suka dan punya keberanian, bisa aja tindakan saya ini dilaporkan ke OJK dan saya diseret ke meja hijau yang bukan main pingpong lho. Meja hukum. Karena, tindakan mengumpulkan modal/funding secara publik itu bisa kena pasal investasi bodong. GBS ini bisa dilihat seperti crowd funding, yang itu sudah punya mekanisme legalnya sendiri seperti yang sudah diterapkan di Santara, iGrow, LandX. Saya sendiri terbayang sih gimana bisa mendapat ijin dari OJK. Setidak-tidaknya itu harus jelas ada backup dana 2M (kalau saya ga salah ingat ya), dan macem2 auditing lah pastinya.
“Jadi kalau untuk saat ini, misalnya saya ikutan patungan ke RWID, ga ada payung hukumnya?”
“Gak”
“Lha terus gimana?”
“Karena itu saya ga akan promote ini secara publik kok. Yang boleh ikut patungan hanya keluarga besar RWID, yang sudah ikut mentoring Level 0 s/d 4. Yang sudah intense berinteraksi dengan saya lewat WhatsApp, WAG, Zoom atau Discord. Yang sudah tau seluk beluk awalmula RWID: tantangan, permasalahan dan solusi yang sudah ditemukan dan lain sebagainya. Yang paham banget gelora saya dalam mengembangkan RWID ini dan apa hakikat tujuan yang ingin dicapai”
“I see. Tapi untuk jaminan keamanannya gimana Pak Eko? Misal ada apa-apa dengan Pak Eko.. gimana dana kami?”
“Great. Saya sendiri mulai minggu ini sedang menyiapkan berbagai mentor dari disiplin skill remote yang berbeda. Saya sedang persiapkan jika saya dipundhut (hehe), maka RWID tetap akan bisa berjalan. Namun tetap, itu resiko terbesar. Jadi, kalau kamu berpikir usia saya ga akan mencukupi sampai emas modal awal terkumpul .. maka jangan ikut patungan. Kalau ada apa-apa, saya ga akan menjaminkan rumah dan mobil saya untuk penggantinya lho ya. Itu hak anak dan istri saya dong. Bukan hak pemodal. Bisa dipahami?”
“I see. Jadi sebaiknya gimana Pak Eko?”
“Lho ya dikembalikan ke dirimu aja: seberapa besar keyakinanmu dengan visi saya, kesehatan saya untuk mewujudkan visi itu dan tentunya laporan profit loss yang bisa kamu cek disini, untuk bagian dari estimasi ROI-mu. Tapi secara ringkasnya: gunakan uang dingin. Yaitu uang yg bukan uang operasional bulanan. Uang yang ga akan ngebuat kamu nangis kalau tiba-tiba saya dipundhut Yang Maha Kuasa”
Tantangan terbesar saya adalah secepat-cepat dan sekuat-kuatnya meningkatkan sale RWID dan menurunkan cost-nya. Saat ini cost terbesar masih ada di gaji saya sebagai CEO, sekitar 61% dari 60juta/bulan. Dan itu masih harus saya tetapkan sebesar itu, agar RWID bisa berjalan optimal.
Pertanyaan saya: BAGAIMANA KALAU SAYA PUNYA JOB KEDUA SELAIN RWID YANG DIGAJI 60jt/bulan?
He he he